Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia merupakan salah satu
bagian unik yang tidak bisa terlepaskan dari keberadaan kita di nusantara ini.
Kita sebagai manusia yang berbudi, sepatutnya tak melupakan sejarah dari mana
asal mula dan sebab musababnya hingga kita berada di sini, di Indonesia. Nenek
moyang yang merupakan cikal bakal keberadaan kita saat ini tentu harus kita
kenali, meski hanya dari sekedar pengetahuan. Nah, berikut ini kami telah
mengupas secara tuntas seputar peta persebaran asal usul nenek moyang bangsa
Indonesia berdasarkan pendapat terkuat dari para ahli sejarah yang telah
melakukan penelitian mendalam untuk menguak rahasia besar ini.
Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Banyak pendapat yang bermunculan terkait dengan dari mana sejatinya asal usul nenek moyang bangsa Indonesia. Para ahli sejarah saling mengeluarkan argumenya disertai dalih pembenaran dari dugaannya masing-masing. Kendati begitu banyak pendapat tersebut, ada satu pendapat yang nampaknya memiliki bukit dan dasar pemikiran paling kuat. Dan pendapat tersebut berasa dari seorang sejarahwan asal Belanda, yaitu Von Heine Geldern.
Migrasi Besar-Besaran Ke Austronesia
Berdasarkan penelitiannya Von Heine Geldern berargumen jika
asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Asia Tengah. Diterangkan
olehnya bahwa semenjak tahun 2.000 SM sampai dengan tahun 500 SM (dari zaman
batu Neolithikum hingga zaman Perunggu) telah terjadi migrasi penduduk purba
dari wilayah Yunan (China Selatan) ke daerah-daerah di Asia bagian Selatan
termasuk daerah kepulauan Indonesia. Perpindahan ini terjadi secara besar-besaran
diperkirakan karena adanya suatu bencana alam hebat atau adanya perang antar
suku bangsa.
Daerah kepulauan di Asia bagian selatan ini oleh Geldern
dinamai dengan sebutan Austronesia yang berarti pulau selatan (Austro =
Selatan, Nesos = Pulau). Austronesia sendiri mencakup wilayah yang amat luas,
meliputi pulau-pulau di Malagasi atau Madagaskar (sebelah Selatan) hingga Pulau
Paskah(sebelah Timur), dan dari Taiwan (sebelah Utara) hingga Selandia Baru
(sebelah Selatan). Pendapat Von Heine Geldern ini dilatarbelakangi oleh penemuan
banyak peralatan manusia purba masa lampau yang berupa batu beliung berbentuk
persegi di seluruh wilayah Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
Sulawesi. Peralatan manusia purba ini sama persis dengan peralatan manusia
purba di wilayah Asia lainnya seperti Myanmar, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja
terutama di sekitar wilayah Yunan. Pendapat Von Heine Geldern juga didukung
oleh hasil penelitian Dr. H. Kern di tahun 1899 yang membahas seputar 113
bahasa daerah di Indonesia. Dari penelitian itu Dr. H. Kern menyimpulkan
bahwa ke semua bahasa daerah tersebut awalnya bersumber pada satu rumpun
bahasa, rumpun bahasa yang dinamai bahasa Austronesia. Migrasi manusia purba
dari daratan Yunan menurut Geldern bukan hanya terjadi satu kali. Ia menyebut
gelombang migrasi terjadi juga di tahun 400 – 300 SM (zaman Perunggu).
Orang-orang purba yang bermigrasi tersebut membawa bentuk-bentuk kebudayaan
Perunggu seperti kapak sepatu dan nekara yang berasal dari dataran Dong Son.
Ya, berdasarkan bukti sejarah, diketahui bahwa untuk
menyeberangi lautan dari daratan Asia Tenggara seperti Malaysia dan sekitarnya,
nenek moyang kita menggunakan alat transportasi berupa perahu bercadik. Perahu
bercadik sendiri adalah perahun yang memiliki tangkai kayu di kedua sisinya
sebagai alat penyeimbang.
Dengan bermodalkan perahu bercadik itu, nenek moyang
kita mengarungi lautan yang luas untuk sampai ke kepulauan Indonesia dan
pulau-pulau lain di Austronesia. Mereka berlayar berkelompok tanpa kenal rasa
takut dengan hantaman badai dan ombak yang bisa datang kapan saja. Hal ini
tentu membuktikan jika nenek moyang bangsa Indonesia adalah para pemberani dan
merupakan pelaut-pelaut berjiwa ksatria. Dan dengan perjalanan penuh rintangan
itu, akhirnya nenek moyang kita sampai ke beberapa pulau di Indonesia. Mereka
pun secara langsung memperoleh sebutan Melayu Indonesia.
Pembagian Bangsa Melayu Indonesia
Sebutan
Melayu Indonesia bagi orang-orang Austronesia secara umum berlaku untuk semua
dari mereka yang menetap di wilayah Nusantara. Akan tetapi, berdasarkan waktu
kedatangan, serta daerah yang pertama kali ditempati Bangsa Melayu Indonesia
ini dapat dibedakan menjadi 3 sub bangsa yang antara lain bangsa proto melayu,
bangsa deutro melayu, dan bangsa primitif. Berikut penjelasan dari
masing-masing sub bangsa tersebut:
1.
Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua)
Bangsa proto melayu atau Melayu Tua adalah nenek moyang
bangsa Indonesia yang merupakan orang-orang Austronesia yang pertama kali
datang ke nusantara pada gelombang pertama (sekitar tahun 1500 SM). Bangsa
porto melayu memasuki wilayah Indonesia melalui dua jalur, yaitu (1) Jalur
Barat melalui Malaysia–Sumatera dan (2) Jalur Utara atau Timur melalui
Philipina–Sulawesi. Bangsa Melayu Tua ini dianggap memiliki kebudayaan yang
lebih maju dibandingkan manusia purba umumnya pada masa itu. Ini dibuktikan
dengan penemuan bukti kebudayaan neolithikum telah berlaku dengan hampir semua
peralatan mereka terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
Hasil
kebudayaan zaman neolithikum dari orang-orang Austronesia yang terkenal yaitu
kapak persegi. Kapak persegi sendiri banyak ditemukan di wilayah Indonesia
Barat yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali, dan Sulawesi
Utara. Dan perlu diketahui bahwa suku bangsa Indonesia saat ini yang termasuk
keturunan Proto Melayu ialah suku Dayak dan Toraja.
2.
Bangsa Deutero Melayu (Melayu Muda)
Bangsa Deutro Melayu atau bangsa melayu muda adalah nenek
moyang bangsa Indonesia yang merupakan orang-orang austronesia yang datang ke
nusantara pada gelombang kedatangan kedua, yakni pada kurun waktu 400-300
SM. Bangsa melayu muda (Deutero Melayu) berhasil melakukan asimilsasi
dengan para pendahulunya yang tak lain adalah bangsa melayu tua (proto melayu).
Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, diketahui
bahwa Bangsa Deutero Melayu masuk ke wilayah nusantara melalui jalur Barat, di
mana rute yang mereka tempuh dari Yunan (Teluk Tonkin), Vietnam, Malaysia,
hingga akhirnya tiba di Nusantara. Bangsa Melayu Tua juga dianggap mempunyai
kebudayaan yang jauh lebih maju dibandingkan pendahulunya, bangsa Proto Melayu.
Mereka sudah berhasil membuat barang-barang dari perunggu dan besi, di
ana beberapa diantaranya antara lain kapak serpatu, kapak corong, dan nekara,
serta menhir, dolmen, sarkopagus, kubur batu, dan punden berundak-undak. Suku
bangsa Indonesia saat ini yang termasuk keturunan bangsa Melayu muda adalah
suku Jawa, Melayu, dan Bugis.
3.
Bangsa Primitif
Sebetulnya, sebelum kelompok bangsa Austronesia masuk ke
wilayah Nusantara, sudah ada beberapa kelompok manusia purba yang sudah
lebih daulu menempati wilayah tersebut. Mereka adalah bangsa-bangsa
primitif dengan budaya yang sangat sederhana. Mereka di antaranya adalah
manusia pleistosin, suku wedoid, dan suku negroid.
- Manusia Pleistosin; Kehidupan manusia purba ini selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat terbatas. Demikian juga dengan kebudayaannnya sehingga corak kehidupan manusia purba ini tidak dapat diikuti lagi, kecuali beberapa aspek saja.
- Suku Wedoid; Sisa-sisa suku Wedoid hingga kini masih ada dan dapat kita temukan. Mereka hidup meramu dan mengumpulkan makanan dari hasil hutan dan memiliki kebudayaan yang sangat sederhana. Suku Sakai di Siak dan suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang adalah dua contoh peninggalan Suku Wedoid di masa kini.
- Suku Negroid; Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku negroid. Namun, di pedalaman Malaysia dan Philipina, keturunan suku ini rupanya masih ada Suku Semang di Semenanjung Malaysia dan Suku Negrito di Philipina merupakan bukti nyatanya.
Kesimpulan
- Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa dari daratan Yunan di China Selatan.
- Nenek moyang bangsa Indonesia dan nenek moyang bangsa lainnya di asia selatan berasal dari satu sumber yaitu bangsa Austronesia.
- Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia dari daratan Yuan terbagi menjadi 2 gelombang, yaitu gelombang pertama atau proto Melayu yang datang pada zaman batu tua (Neolitikum) dan gelombang kedua atau Deutro Melayu yang datang pada zaman perunggu.
- Terdapat beberapa kelompok manusia yang sudah menempati wilayah Indonesia jauh sebelum kedatangan bangsa Austronesia. Beberapa bangsa tersebut antara lain Manusia Pleistosin, Suku Wedoid, dan Suku Negroid. Ketiga suku tersebut juga merupakan bagian dari asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang tak bisa disisihkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar